loading…
Zulkifli Syukur dan pemain tim sepak bola Sulawesi Tengah di PON 2024. Foto: Instagram/@zulkifli_03_syukur
Insiden mengerikan bagi sepak bola Indonesia terjadi di laga Aceh versus Sulawesi Tengah. Laga yang digelar di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh pada Sabtu (14/9/2024) malam itu memperebutkan tiket semifinal PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Dalam pertandingan itu, terjadi insiden pemukulan terhadap wasit Eko Agus Sugiharto oleh pemain Sulawesi Tengah Muhammad Rizki. Disinyalir, pemukulan itu terjadi setelah wasit Eko membuat sejumlah keputusan kontroversial.
Pertandingan babak kedua antara tim sepak bola Aceh versus Sulawesi Tengah berakhir sama kuat 1-1. Namun, tim sepak bola Sulawesi Tengah memutuskan mundur atau tidak melanjutkan pertandingan.
Selepas pertandingan, Zulkifli merasa sedih karena tim sepak bola asuhannya dirugikan dengan sejumlah keputusan kontroversial dari wasit. Menurutnya, hal ini menghancurkan mental para pemain yang sedang bertanding. Namun, dia tidak membenarkan tindakan pemukulan yang dilakukan oleh Rizki.
“Permainan sepak bola bukan hanya tentang kalah dan menang melainkan ada nilai-nilai sportivitas yang harus kita junjung bersama. Niat saya hanya satu ingin menjadi bagian dalam pengembangan pesepakbola muda kita yang ada di Indonesia,” kata Zulkifli dilansir dari akun Instagram pribadinya (@zulkifli_03_syukur), Minggu (15/9/2024).
“Kasihan kalau mental mereka kita rusak hanya karena sebuah kepentingan. Dan saya juga tidak bisa membenarkan tindakan yang di lakukan oleh pemain saya,tapi patut kita lihat bagaimana hancurnya mental pemain kami sampai emosi mereka sudah tidak bisa terbendung lagi,” sambungnya.
Zulkifli pun meminta maaf karena perlakukan pemainnya kepada wasit Eko. Mantan pemain PSM Makassar itu berharap tidak ada lagi keputusan kontroversial dari wasit serta tindakan kekerasan di sepak bola Indonesia.
“Saya mewakili tim Sulteng meminta maaf atas perlakukan pemain saya. Cukuplah saya yang di salahkan atas kejadian tersebut. Semoga ini menjadi pelajaran buat kita semua terutama insan sepakbola yang menginginkan perubahan di sepakbola Indonesia,” tutupnya.
(sto)