Bitcoin (BTC) telah menelurkan level resistance baru di zona harga US$63.000. Beruntung, bangkitnya aktivitas jaringannya baru-baru ini memberi petunjuk soal potensi reli ke atas level ini.
Sejauh ini, Juli mengukir lonjakan aktivitas di jaringan Bitcoin.
Alamat Aktif Harian Bitcoin Alami Lonjakan
Per tanggal 1 Juli, jumlah alamat unik yang terlibat dalam setidaknya satu transaksi Bitcoin tembus angka 902.000. Ini mewakili kenaikan sebesar 34% dari 674.000 alamat aktif harian yang tercatat di jaringan Bitcoin pada 30 Juni lalu.
Di samping itu, jumlah alamat baru yang dibuat untuk trading BTC juga menanjak sebesar 42%, menyentuh level 434.000 di hari yang sama.
Ketika sebuah aset mencatat peningkatan dalam alamat aktif harian dan alamat baru, ini adalah tanda positif. Maknanya, ada semakin banyak pengguna yang berinteraksi dengan aset yang bersangkutan. Selain itu, kalangan investor baru juga terjun memasuki pasar.
Penting untuk dicatat, melonjaknya aktivitas jaringan suatu aset adalah salah satu indikasi awal dari potensi reli harga. Juan Pellicer, peneliti senior di perusahaan riset kripto IntoTheBlock, menyatakan:
“Ini adalah sinyal harapan bagi Bitcoin, karena aktivitas on-chain telah mengalami penurunan yang signifikan sejak Maret tahun ini.”
Terlepas dari itu, whale BTC juga terlihat kian gencar dalam akumulasi mereka selama sebulan terakhir. Data on-chain mengungkap, holder BTC besar berduyun-duyun memborong lebih dari 55.000 BTC dalam 30 hari terakhir. Adapun nilainya setara dengan US$3 miliar lebih, mengacu pada harga pasar saat ini.
Sementara menurut Pellicer, perilaku akumulasi ini paling kuat terjadi selama market dip Bitcoin baru-baru ini, ketika harganya turun ke US$60.000. Sehingga, fenomena ini menunjukkan tekanan beli dari holder besar di kisaran level ini.
Prediksi Harga BTC: Investor Perlu Waspada
Meskipun terjadi lonjakan aktivitas jaringan BTC baru-baru ini, risiko penurunan harga lebih lanjut tetaplah ada. BTC sekarang nangkring di angka US$60.276. Dengan kata lain, harga Bitcoin sudah turun 13% dalam 30 hari terakhir.
Di samping itu, BTC tengah bertengger di bawah exponential moving average (EMA) 20 hari di harganya saat ini. BTC sendiri sudah diperdagangkan di bawah moving average (MA) kunci ini sejak 11 Juni lalu.
Adapun EMA 20 hari suatu aset bertugas melacak harga rata-ratanya selama 20 hari perdagangan terakhir. Ketika harga terjatuh ke bawah level ini, biasanya dianggap sebagai sinyal bearish. Artinya, harga aset telah melahirkan lower low (LL) bila dibandingkan dengan harga rata-ratanya selama 20 hari terakhir.
Apabila tren ini berlanjut, maka harga BTC terancam longsor ke US$58.698.
Akan tetapi, jika sentimen terhadap Bitcoin sanggup bergeser dari bearish menjadi bullish, proyeksi di atas akan terbantahkan. Sebab, skenario tersebut bakal mengerek harga koin ini melesat naik ke US$61.839.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi dan analisis seputar harga Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.