loading…
Tinju Dunia Tahun 2025 Mencetak Lebih Banyak Juara Tak Terbantahkan? Foto: Kolase/Threat
Penobatan ini dimulai pada bulan Februari, saat Seniesa Estrada menyatukan keempat gelar juara dunia dalam divisi 47,6 kilogram. Oleksandr Usyk naik takhta kelas berat pada bulan Mei. Artur Beterbiev mendapatkan pengakuan di kelas berat ringan pada bulan Oktober. Dan Gabriela Fundora merebut gelar di kelas terbang pada bulan November.
Sejak saat itu, Estrada pensiun. Usyk terpaksa mengosongkan satu gelar juara dunia, dan oleh karena itu statusnya bukan tak terbantahkan, walau ia tetap menjadi juara dunia kelas berat yang sebenarnya.
Dua petinju lainnya memulai tahun 2024 sebagai juara tak terbantahkan, namun mereka juga telah melepaskan sabuknya: Saul “Canelo” Alvarez di kelas menengah super dan Claressa Shields di kelas menengah.
Hal ini menyisakan dua pria dan tiga wanita yang tak terbantahkan. Di sektor pria, Beterbiev di kelas berat ringan dan Naoya Inoue di kelas bantam super. Dan di divisi wanita: Katie Taylor di kelas ringan super, Alycia Baumgardner di kelas bulu super dan Fundora di kelas terbang.
Kemenangan Beterbiev mengakhiri sebuah periode di mana tinju telah menghasilkan beberapa juara baru yang tak terbantahkan hanya dalam beberapa tahun.
So, akankah tahun 2025 membawa lebih banyak juara tak terbantahkan? Atau setidaknya membawa kita lebih dekat melalui lebih banyak laga unifikasi?
Satu hal yang pasti: Tahun ini akan menghadirkan setidaknya satu juara baru yang tak terbantahkan.
Claressa Shields akan menghadapi Danielle Perkins pada tanggal 2 Februari untuk memperebutkan empat gelar juara kelas berat, meskipun ada beberapa tanda bintang yang menyertai pernyataan tersebut. Hanya ada sedikit wanita yang bertarung di atas 79,3 kilogram. Sangat sedikit, pada kenyataannya, bahwa tiga dari gelar juara dunia tersebut kosong, dan satu badan pengawas bahkan tidak pernah memiliki divisi kelas berat sebelum pertarungan ini diumumkan.
Kita juga dapat kehilangan salah satu atau kedua pria yang tak terbantahkan yang tersisa. Inoue berutang pertarungan pada pemegang gelar interim WBA, Murodjon Akhmadaliev. Inoue pertama-tama akan menghadapi Sam Goodman – pemegang gelar IBF dan juga penantang nomor satu WBO – pada tanggal 24 Januari, dan kemudian ada pertanyaan apakah Inoue, jika menang, akan menghadapi Akhmadaliev atau pemegang gelar WBC, Alan David Picasso.
Jika rencana Inoue masih tetap untuk melakoni laga super dengan pemegang gelar divisi bantam Junto Nakatani pada akhir tahun 2025, maka nampaknya tidak mungkin ia akan menghadapi ketiga penantang tersebut (Goodman, Akhmadaliev dan Picasso) dalam empat kali penampilan di tahun ini. Inoue telah berlaga dua kali dalam satu tahun kalender sejak tahun 2021; ia seharusnya berlaga tiga kali tahun lalu, namun Goodman mengalami cedera yang membuat laga mereka tertunda, yang awalnya dijadwalkan pada bulan Desember.
Sedangkan Beterbiev, ia telah diperintahkan oleh IBF untuk mempertahankan gelarnya melawan Michael Eifert yang belum pernah bertanding sebelumnya. Namun, Beterbiev mampu mempertahankan gelar tersebut (dan tiga gelar lainnya) untuk pertarungan ulang pada 22 Februari mendatang melawan Dmitry Bivol. Beterbiev akan berusia 40 tahun pada bulan ini.
Jika ia menang, apakah ia akan mempertahankan gelarnya melawan Eifert berikutnya, atau memilih untuk mendedikasikan waktu yang tersisa dalam olahraga ini untuk kesempatan yang lebih menguntungkan? Pertanyaan yang sama juga berlaku bagi Bivol, bahkan di usianya yang masih sangat muda, 34 tahun. Mungkin keduanya akan menikmati sebuah kemenangan, seperti yang dialami Eifert. Atau mungkin mereka akan lebih memilih nama besar dan bayaran yang lebih besar.
(sto)