8 Tradisi Unik Idul Adha di Indonesia, Pasuruan Gelar Acara Manten Sapi



loading…

Tradisi Idul Adha di Indonesia cukup beragam dan unik. Salah satunya Manten Sapi di Pasuruan. Foto/ Instagram

JAKARTA – Tradisi Idul Adha di Indonesia cukup beragam dan unik. Sama halnya dengan Idul Fitri, tradisi Idul Adha di berbagai daerah berbeda.

Nah, bagi Anda yang punya rencana bepergian ke salah satu daerah di Indonesia dalam waktu dekat, jangan lupa untuk menyaksikan momen tradisi perayaan Idul Adha di sana.

Menyembelih hewan kurban memang pokok kegiatan saat Idul Adha. Namun, beberapa daerah di Indonesia menjada tradisi unik itu.

Melansir dari berbagai sumber pada Jumat, (7/6/2024), berikut daftar tradisi unik Idul Adha di berbagai daerah Indonesia.

Tradisi Idul Adha di Indonesia

1. Meugang, Aceh
Meugang adalah tradisi yang bermakna sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Aceh kepada Tuhan. Kegiatan ini dilakukan masyarakat Aceh dengan memasak daging dan makan bersama keluarga serta kerabat.

Prosesnya berawal dengan pemotongan hewan kurban. Kemudian lanjut dengan membagikan daging ke warga sekitar dan fakir miskin.

2. Manten Sapi, Pasuruan
Tak hanya sepasang manusia saja yang mendapat status manten atau pengantin. Anda juga bisa menemukan tradisi Manten Sapi di Pasuruan, tepatnya di Desa Watestani, Grati, Pasuruan.

Tradisi ini berlangsung sehari sebelum hari raya Idul Adha. Masyarakat setempat mengadakan acara ini untuk memberikan penghormatan terhadap sapi dan hewan kurban yang akan disembelih keesokan harinya.

3. Tradisi Apitan, Semarang
Tradisi Idul Adha Apitan dirayakan di Semarang. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan oleh Yang Maha Esa.

Di Semarang, tradisi ini biasa diisi dengan pembacaan do’a yang dilanjutkan dengan arak-arakan hasil tani, ternak, dan nantinya hasil tani yang diarak ini akan diambil secara berebutan oleh masyarakat setempat.

4. Grebeg Gunungan, Yogyakarta
Tradisi Grebeg Gunungan ini berawal dari halaman Keraton Jogja, Alun-Alun Utara hingga Masjid Gede Kauman. Ada 7 buah gunungan yang tersusun sedemikian rupa dalam tradisi ini.

Ketujuh gunungan akan dibagi di tiga tempat berbeda, yakni halaman Kagungan dalem Masjid Gede, Pendopo Kawedanan Pengulon, dan Kepatihan serta Puro. Nantinya, warga setempat yang ikut menonton juga akan berebut hasil tani yang diarak. Menurut kepercayaan setempat, jika Anda berhasil mengambil hasil bumi dalam bentuk gunungan ini maka artinya bisa mendatangkan berkah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *