loading…
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo mengungkap peluang besar wanita di sektor pariwisata. Foto/ Instagram
“Banyaknya peluang yang diberikan akan memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berpartisipasi di sektor tersebut. Pariwisata merupakan salah satu jawaban atas kesenjangan ketidaksetaraan gender,” ujar Wamenparekraf di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (2/5/2024).
Dalam sambutannya, Angela Tanoesoedibjo mengatakan pemberdayaan perempuan bukan sekadar pencapaian kesetaraan dan hak asasi manusia, namun pemberdayaan perempuan harus menghasilkan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan.
“Penelitian dari IMF menunjukkan bahwa dengan mempersempit kesenjangan umum di pasar tenaga kerja dapat meningkatkan PDB di negara-negara berkembang sebesar hampir 8 persen. Sedangkan keuntungan yang diperoleh dari pengurangan kesenjangan gender hasilnya akan lebih besar lagi, yaitu meningkatkan PDB di negara-negara tersebut rata-rata sebesar 23 persen,” kata Angela.
Wamenparekraf juga mengungkap, Indonesia berada di peringkat 87 dalam kesenjangan gender global, yang menunjukkan bahwa kesetaraan gender di Tanah Air telah mencapai 69,7 persen. Melihat tantangan global, kata Angela, maka perlu ada percepatan dengan memberdayakan berbagai potensi yang ada.
Konferensi ini dihadiri ratusan peserta yang berasal dari UN Tourism Officials, para menteri pariwisata perempuan, tokoh-tokoh perempuan industri pariwisata, akademisi hingga pemangku kepentingan di wilayah Asia Pasifik.
Diketahui, The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and The Pacific yang dihadiri tokoh penting perempuan sebagai pembicara ini diselenggarakan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam industri pariwisata.
Event ini juga sejalan dengan tujuan yang lebih luas dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan dan merupakan implementasi salah satu komponen dari sustainable development goals, yakni kesetaraan gender dan pertumbuhan ekonomi.
Angela merasa senang bisa menjadi salah satu pembicara pada konferensi tersebut karena membahas peran integral perempuan dalam industri pariwisata dan mendorong kurva yang berkelanjutan serta inklusif. Yang terpenting juga, ujar dia, ada dialog untuk menjadi tindakan nyata dan menciptakan kemajuan di sektor pariwisata hingga pemberdayaan perempuan.
Konferensi ini juga diharapkan menjadi katalisator perubahan dan pemberdayaan yang berarti bagi perempuan di sektor pariwisata.
(tdy)